Shalawat nabi merupakan bentuk ibadah kita kepada Allah swt, dan salah satu wujud kecintaan kita kepada nabi Muhammad saw. Allah swt berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
“Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk nabi. Wahai orang-orang beriman bacalah shalawat untuk nabi dan salam untuknya” (Qs. Al-Ahzab/ 33: 56).
Allah bershalawat untuk nabiNya? Ya, Artinya Allah menyanjung nabiNya di hadapan para malaikat yang mulia di sisiNya. Dan para malaikat pun ikut menayanjungnya. Kemudian Allah memerintahkan orang-orang beriman agar bershalawat, sehingga sanjungan dari makhluk bumi berpadu dengan sanjungan dari para penghuni langit, bersama-sama menyambut perintah dari Allah. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).
Keutamaan Shalawat
Apa saja yang diperintahkan Allah, pasti membawa manfaat. Sebaliknya, apa saja yang dilarangNya pasti mendatangkan bahaya. Oleh sebab itu, sikap kita sebagai orang-orang beriman adalah mentaati perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Lalu apa saja manfaat di balik perintah shalawat ? Bolehlah sebagaiannya kita bahas di sini.
1. Berbalas 10 Shalawat
Allah memberikan shalawat kepada siapa saja yang mau bershalawat nabi. Satu berbalas sepuluh kali lipat. Rasulullah sw bersabda:
مَنْ صَلَّى عَليَّ وَاحِدَةً , صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
“Siapa yang bershalawat untukku satu kali, maka Allah bershalawat untuknya sepuluh kali” (Hr. Muslim).
Shalawat dari Allah untuk kita berarti rahmat dan kasih sayang. Dengannya, kita akan dikeluarkan oleh Allah dari berbagai kegelapan menuju cahaya. Sehingga kita bisa hidup dengan istiqomah di jalan yang diridhainya. Hal ini didasarkan pada firman Allah yang artinya:
“Dia-lah (Allah) dan para malaikatnya yang memberikan shalawat untuk kalian, agar mengeluarkan kalian dari kegelapan menuju cahaya” (Qs. Al-ahzab/33: 43 )
2. Mendapat Syafa’at Nabi
Syafaat berarti pembelaan. Nabi Muhammad saw di hari kiamat nanti akan memberikannya kepada orang yang berhak mendapatkannya. Beliau membelanya dengan memohon kepada Allah agar dosa-dosa orang yang mendapat syafaatnya itu diampuni, dibebaskan dari api neraka, dan di masukkan ke dalam surgaNya.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا, وَحِيْنَ يُمْسِيْ عَشْرًا, أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِيْ
“Siapa yang bershalawat untukku sepuluh kali di waktu pagi dan sepuluh kali di waktu sore, maka ia mendapatkan syafa’atku” (Hr. Thabrani; hasan).
Setelah kita membaca hadits ini, patutkah kita melalaikan amalan yang agung ini? Mari kita berjanji, berjanji untuk bershalawat setiap hari. Sepuluh kali di waktu pagi dan sepuluh kali di waktu sore. Kita ingin manggapai syafa’at yang beliau janjikan.
3. Terhindar dari Kerugian
Setiap orang berusaha menghindari kerugian. Pedangang ingin mendapatkan untung, petani tidak mau rugi, penjual jasa tidak ingin usahanya sia-sia. Kita semua ingin menjadi orang-orang yang beruntung, bukan orang-orang yang merugi. Kita ingin sukses di dunia dan sukses di akhirat. Dan sukses yang sesungguhnya adalah ketika kita selamat dari api neraka, dan masuk ke dalam surga.
Dengan demikian, apapun masalah yang kita hadapi, sesungguhnya bukanlah masalah sepenjang semakin mendekatkan kita ke surga. Sebaliknya, apapun kemudahan yang kita nikmati, itu merupakan bencana ketika menjerumuskan kita ke neraka. Jadi, probelm yang sesungguhnya adalah kalau kita tidak masuk surga, kata Syaikh Ali Nawaitu dari Mesir. Itulah kerugian besar.
Agar terhindar dari kerugian demi kerugian, baik dalam kehidupan dunia ini maupun di akhirat nanti, maka salah satu tipsnya adalah jangan lupa membaca shalawat ketika nama nabi Muhammad saw disebut di hadapan kita. Beliau bersabda:
رَغٍمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكٍرْتُ عٍنْدَهُ فَلَمِ يُصَلِّ عَلَيّ
“Merugilah orang yang ketika namaku disebut di hadapannya, ia tidak mau bershalawat untukku” (Hr. Tirmidzi; Shahih).
4. Terhindar Sifat Bakhil
Orang yang bakhil atau kikir itu jauh dari Allah, jauh dari manusia dan dekat ke neraka. Ia jauh dari Allah karena sifat kikir itu dibenciNya. Dan ia jauh dari manusia karena khawatir orang meminta sesuatu kepadanya. Akhirnya, orang-orang juga membencinya. Sebaliknya, orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia dan dekat ke surga.
Diantara ciri orang kikir adalah enggan bershalawt ketika nama nabi Muhammad saw disebut. Beliau bersabda:
اَلْبَخِيْلُ كُلَّ الْبُخْلِ اَلذِيْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Orang kikir yang sesungguhnya adalah orang yang ketika namaku disebut di hadapannya, ia tidak mau bershalawat untukku” (Hr. Nasa’i; Shahih)
5. Tidak Lupa Jalan ke Surga
Jalan ke surga adalah jalan yang telah diretas oleh para rasul. Dengan dibimbing wahyu dari Allah, mereka mengajak umatnya untuk bersama-sama menapaki jalan tersebut. Siapa yang mau menempuhnya, maka ia akan terhantar ke surga. Dan siapa yang menyimpang darinya, maka ia tersungkur di api neraka.
Apakah setiap orang yang tahu jalan pasti menempuhnya? Belum tentu. Orang yang tahu jalan belum tentu mau menempuhnya. Bisa karena kesombongannya atau karena ia memperturutkan hawa nafsunya. Disinilah kita memebutuhkan hidayah dari Allah agar ilmu kita befmanfaaat dan melahirkan amal shalih. Salah satu cara yang perlu kita lakukan adalah bershalawat nabi.
Shalawat menjadi salah satu sebab turunnya hidayah dari Allah agar kita tetap berada di jalan yang menghantarkan kita ke surga. Rasulullah saw bersabda:
مَنْ نَسٍيَ الصَّلَاةَ عَلَيّ خَطٍئَ طَرٍيْقَ الْجنَّةِ
“Siapa yang lupa bershalawat untukku, maka ia tidak mendapati jalan ke surga” (Shaih aljami; Albani).
6. Sebab Terkabulnya Do’a
Setiap adzan dukumandangkan, nama nabi Muhammad saw selalu disebut bersama nama Allah. Asyhadu anlailaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah. Demikian pula halnya antara do’a dan shalawat. Antara keduanya tidak terpisahkan. Do’a yang kita panjatkan kepada Allah masih terhijab atau terdinding sampai kita bershalawat nabi.
Rasulullah saw besabda:
اَلدُّعَاءُ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلِّيَ الدَّاعِيْ عَلَى النَّبِيِ
“Do’a itu masih terhalang, sampai orang yang berdo’a membaca shalawat nabi” (Hr. Thabrani; Para Perawinya Tsiqah)
Ketika kita berdo’a, mulailah dengan hamdalah dan sanjungan kepada Allah, disusul dengan shalawat nabi, baru setelah itu berdo’alah meminta apa saja sesuai hajat kita.
Mari Bershalawat Nabi
Bacalah shalawat…! karena shalawat kita akan ditampakkan kepada nabi Muhammad saw. Perbanyaklah shalawat, terutama pada hari Jum’at. Sabda beliau:
إنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمُ الْجُمْعُةِ , فَأَكْثٍرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيْهِ, فَإنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوْضَةً عَلَيَّ..
“Sesungguhnya sebaik-baik hari kalian adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah shalawat untukku pada hari tersebut, karena sesungguhnya shalawat kalian ditampakkan kepadaku” (Hr. Ahmad; Shahih).
Bacalah shalawat dan salam untuk nabi, karena para malaikat akan menyampaikannya kepada beliau. Beliau bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً سَيَّاحِيْنَ يُبَلِّغُوْنَنِيْ مِنْ أُمَّتِي السّلَامَ
“Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat penjelajah yang menyampaikan kepadaku salam dari umatku” (Hr. Nasa’i)
Tidakkah kita merasakan kebahagiaan tersendiri ketika kita menyadari bahwa para malaikat menyampaikan shalawat kita kepada orang yang paling kita cintai? Dan menyebutkan nama kita yang bershalawat?
Perbanyaklah shalawat agar kecintaan kita kepada nabi Muhammad saw semakin bertambah-tambah. Karena setiap orang yang jatuh cinta, pasti banyak menyebut nama orang yang dicintanya. Kata-kata bijak mengatakan “Siapa yang mencintai sesuatu, pasti banyak menyebutnya”. Kalau kita cinta nabi, pasti kita banyak bershalawat untuknya.
Perbanyaklah shalawat, agar kita selalu ditolong Allah dalam setiap urusan.
Perbanyaklah shalawat agar saat kita tertatih-tatih melintasi “Shirath” (jembatan) yang dibentangkan diantara dua tepi neraka jahannam, kita diselamatkan oleh Allah disebabkan shalawat kita. Rasulullah saw bersabda:
وَرَأَيْتُ رَجُلاً مِنْ أُمَّتِيْ يَزْحَفُ عَلَى الصِّرَاطِ , وَيَحْبُوْ أَحْيَانًا وَيَتَعَلَّقُ أَحْيَانًا، فَجَاءَتْهُ صَلَاتُهُ عَلَيَّ , فَأَقَامَتْهُ عَلَى قَدَمَيْهِ وَأَنْقَذَتْهُ
“Aku melihat seorang dari umatku yang melintasi shirath. Kadang-kadang merangkak, dan kadang-kadang bergelantung. Hingga datanglah shalawatnya untukku, lalu menjadikannya berdiri tegak di atas kedua kakinya, dan menyebabkan keselamatannya” (Hr. Abu Musa Al-Madini; Hasan).
Shallu ‘alannabi…! Mari bershalawat Nabi…!
Allahumma shalli wasallim ‘ala sayyidina Muhammad
KH. Arwani Amin, Lc
Pengasuh PP Nurul Ihsan (Staf Ahli LAZC)
+ There are no comments
Add yours